Sudah lama kiranya saya mengenal sistem operasi windows. Wajar, karena sedari kecil ya memang hanya diajarkan menggunakan windows saja, tetapi pertemuan saya dengan windows yang sesungguhnya adalah ketika saya dibelikan laptop DELL Inspiron 1410 yang masih saya gunakan untuk kegiatan sehari-hari saya ini.

Sekitar empat sampai lima tahun yang lalu. Pada waktu itu laptop saya dibundel dengan sistem operasi windows vista yang katanya merupakan sistem operasi yang gagal, tapi tidak masalah saya tetap girang karena berhasil memiliki sebuah komputer personal sendiri. Tidak berapa lama 3 bulan kemudian latop saya terkena virus, saya yang masih awam kembali ketempat saya membeli laptop tersebut dan meminta untuk diperbaiki. Saya pikir memperbaikinya gratis, tetapi ternyata tidak, bapak saya harus mengeluarkan kocek 30 ribu rupiah untuk mengganti jasa install ulang os menjadi windows 7 starter.

Sebulan kemudian laptop saya kembali terkena virus, lagi-lagi, saya yang masih tidak tahu-menahu tentang komputer membawanya ke tempat pembelian laptop, sekali lagi, saya pikir saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperbaikinya, tetapi hal tersebut salah besar karena setelah menunggu selama 3 hari bapak saya harus membayar 60 ribu rupiah! Karena windows yang dipasang adalah windows 7 ultimate. Saya sangat menyesalkan perbuatan mas-mas tukang instal ulang tersebut, karena jika memang windows 7 ultimate labih bagus dari pada windows 7 starter, kenapa tidak dari awal saja dipasang windows 7 ultimate? Entahlah, dari sini saya mulai berpikiran buruk soal para tukang service komputer.

Pada penghujung tahun 2012, saat saya bermain di warnet saya menenukan sebuah file iso dari windows 8, saya yang sudah mengupgrade pengetahuan seputar komputer tanpa pikir panjang langsung menyalin file tersebut ke flashdisk. Setelah meminta persetujuan bapak, akhirnya saya siap untuk menginstal ulang laptop saya dengan windows 8. Dari sini saya tahu bahwa proses instalasi sistem operasi ternyata sangat mudah, dan membuat pikiran saya tentang mas-mas service komputer makin buruk, saya menganggap mas-mas tersebut tukang tipu, maka saya tidak ingin keluarga saya dan orang yang saya kenal kembali tertipu oleh perbuatan seperti itu. Maka pada saat itu juga saya yang dari kecil ingin masuk ke SMK setelah lulus dari SMP memutuskan untuk masuk ke SMK dengan jurusan RPL (Rekayasan Perangkat Lunak).

Semangat saya tentang windows dan komputer saat itu sangat menggebu-gebu, bahkan saat ujian praktek bahasa berpidato, saya mengambil judul Windows Dari Masa ke Masa. Setelah saya mencari di internet saya menemukan SMK dengan jurusan RPL yang lokasinya tidak jauh dari rumah yaitu SMK Negeri 2 Surakarta. Akhirnya masa kelulusan pun telah tiba, dan setelah mengikuti ujian saya berhasil masuk ke SMK Negeri 2 Surakarta dengan jurusan RPL. Pada waktu pertama kali disuruh membawa laptop ke sekolah ternyata baru laptop saya yang menggunakan sistem operasi windows 8, teman-teman saya yang lain masih menggunakan sistem operasi windows 7 dan windows xp. Saya merasa sangat bangga ketika ada teman yang minta diinstalkan windows 8 pada laptopnya.

Ketika muncul windows 8.1 preview saya langsung mencobanya, tetapi ketika windows 8.1 muncul saya tidak langsung menginstal windows 8.1, karena katanya belum ada aktivator, setelah kawan saya ada yang mencobanya, saya pun menginstalnya juga. Saat muncul ubuntu 13.04 saya mencoba mengunduhnya ingin mencoba pengalaman dari sebuah sistem operasi yang belum pernah saya coba, pertama saya mencobanya pada mesin virtual dan saya terkejut ketika proses instalasinya sangat cepat, tetapi setelah membuat bootable lewat usb ternyata tidak mau booting, saya pun hampir menyerah, tetapi ketika teman saya mencoba membuat bootable usb dengan flashdisknya ternyata berhasil dan saya menyimpulkan bahwa flasdisk saya tidak bisa digunakan untuk mem-boot sistem operasi berbasis linux. Lalu saya mencoba menginstalnya dualboot dengan windows 8.1, dan begitulah perkenalan pertama saya dengan sistem operasi berbasis linux.

Ketika muncul Elementary OS 0.2, saya tertarik mencobanya karena tampilannya dan slogannya “A fast and open replacement for Windows and OS X” dan karena basisnya berasal dari ubuntu, saya tidak ragu lagi menginstallnya dan mengganti ubuntu saya dengan Elementary OS 0.2 Luna. Tetapi saya masih sering menggunakan windows dibanding dengan Elementary OS, Elementary OS hanya saya gunakan untuk pamer bersenang-senang dengan mengoprek desktopnya. Sejak saat itu saya sering berganti os berbasis linux dari Ubuntu 12.04, Ubuntu 13.04, Ubuntu 13.10, maupun Elementary OS 0.3 Freya.

Ketika muncul versi beta dari windows 10 saya pun mengikuti program Insider dari windows dan merasakan perubahan dari build ke build. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, ketika saya menggunakan windows, mesin saya menjadi cepat panas dan sering mati dengan sendirinya, maka dengan terpaksa saya menggunakan sistem operasi berbasis linux yang kala itu bertengger di laptop saya yaitu Ubuntu 14.04. Lama kelamaan saya menjadi ketagihan dengan linux mencintainya, windows pun sudah jarang saya gunakan. Karena sudah kelas 12, tidak ada lagi mata pelajaran pemrograman berbasis desktop yang mengharuskan siswa menggunakan sistem operasi windows karena pemrograman yang digunakan menggunakan visual basic. Saya merasa semakin bebas dalam menggunakan linux.

Pada saat PKL (Praktek Kerja Lapangan) pada bulan september-oktober tahun 2015 kemarin, Ubuntu 14.04 saya mengalami error yang mengharuskan saya melakukan install ulang. Saya merasa ini merupakan momentum yang tepat untuk mencoba distro lain, saya memutuskan menggunakan Antergos yang merupakan turunan dari Arch. Instalasi dari antergos memerlukan koneksi ke internet untuk mendapatkan paket-paket aplikasi terbaru, tetapi saya tidak khawatir karena wifi di tempat saya magang menggunakan indihome dengan fiber optik jadi soal koneksi saya tidak perlu memusingkannya.

Sistem operasi windows masih digunakan tetapi bukan oleh saya melainkan saudara saya, saya belum berani menghapus windows karena peralatan untuk menflashing hp saya hanya tersedia untuk windows. Setelah ada yang menciptakan file zip untuk flashing menggunakan hp saja, saya mulai berfikir untuk menghapus windows dan menunggun momen yang tepat.

Momen tersebut akhirnya muncul pada hari rabu tanggal 6 januari 2016 tiba-tiba Antergis saya kinerjanya melambat, saya sudah mencari tahu kesana kemari, tetapi tidak berhasil menyelesaikan masalah tersebut. Saya kira ini waktu yang tepat, saya ingin menggunakan manjaro sebagai primary os dan menghapus windows, tetapi teman saya tidak memiliki file iso dari manjaro i686 xfce, maka saya meminta tolong teman saya mengunduhkan file tersebut.

Kamis, 14 Januari 2016, file iso sudah ditangan tinggal melakukan instal ulang saya pikir saya. Tetapi keinginan saya tidak semudah itu terencana, karena partisi saya tidak teratur saya tidak dapat memiliki partisi dengan ukuran yang sesuai dengan yang saya inginkan, terpaksan saya harus membuat tabel partisi baru. Karena file-file saya hanya ada pada laptop tersebut, saya harus membuat cadangan data terlebih dahulu, dengan berbekal harddisk external milik kawan saya saya memindah file penting ke harddisk tersebut. Proses ini agak berlangsung lama, karena file-file yang saya pindahkan banyak yang berukuran kecil. Sehabis Isya’ kira-kira jam 8 proses tersebut akhirnya selesai. Saya mulai mem-boot manjaro melalui flashdisk, ketika muncul pemilihan partisi, saya memilih membuat tabel partisi baru, dan memulai menata partisi dengan rapi, setelah saya rasa cocok saya menekan tombol lanjut, proses pemformatan pun dimulai.

Tidak seperti yang saya duga proses ni berlangsung sangat lama, ketika jam menujuk angka 10 barulah proses tersebut selesai, lalu saya memasukkan username dan password untuk sistembaru saya dan proses instalasi pun dimulai. Setelah selesai menginstall dan reboot saya segera mengkonfigurasi tampilan desktop dan mengembalikan file-file dari harddisk external ke partisi baru saya.

Inilah awal dimulainya cerita baru di mana windows sudah hilang dari mesin saya, windows yang membuat saya ingin mempelajari tentang teknologi, windows yang memicu semangat saya, windows yang membantu saya dalam mengerjakan tugas, windows yang menemani saya begadang, windows yang sudah saya anggap teman, namun apa boleh buat saya belum memiliki uang untuk membeli lisensi windows dan hati ini sudah condong pada linux, dan saya juga ingin menghindari pembajakan software dan barang bajakan lain. Akhir kata selamat tinggal windows, kawan yang telah menemani hari-hariku mempelajari berbagai macam teknologi, untuk saat ini aku mungkin tidak akan menggunakanmu, tetapi jika saatnya datang mungkin kau akan kugunakan kembali.

Sayonara Windows!